Friday, April 1, 2011

My Dreams, Myself, and My Life

by: dee
Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah nyanyian, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah sebuah cinta, maka nikmatilah. –Bhagawan Sri Sthya Sai Baba-

Dyah Arum Anggraeni, itulah nama yang diberikan orang tua saya saat saya lahir 19 tahun lalu, tepatnya tanggal 18 Agustus 1991. Dibesarkan di Sidoarjo, dan saya pun selalu menimba ilmu pendidikan formal di sekitar rumah hingga akhirnya menyandang status mahasiswa ITS. Menikmati perkuliahan jurusan Matematika di kampus perjuangan ini lantas tidak membuat saya hanya fokus pada bidang akademik.

Setiap orang pasti memiliki sebuah mimpi, begitu juga saya. Saya sadari bahwa study oriented tidak akan menghasilkan sesuatu yang berarti sehingga menuntut saya untuk mencari jalan-jalan unik yang bisa menghantarkan saya menggapai asa tersebut. Mengikuti berbagai organisasi sejak SMP member saya bekal dalam menjalani hidup. Berbagai tantangan hadir melengkapi mindset saya dalam mencari solusi yang tepat. Ditambah cara bagaimana berkomunikasi yang baik dengan kelompok membuat saya terus belajar untuk menyikapi orang lain agar mampu menjalankan kerja sama dengan baik. Keluwesan dan kesopanan dalam pergaulan juga menambah link kita antara satu dengan yang lain. Bukankah ada pepatah yang mengatakan: seribu teman kurang, satu musuh terlalu banyak?! Itulah yang mengajarkan saya untuk terus mencari teman dan menjaga hubungan di antara kami. Berawal dari situ, saya terus beranjak hingga menjadi panitia dalam berbagai kegiatan baik formal maupun non formal. Meski begitu, tidak pernah saya berhenti mencari ilmu untuk menjadi seseorang yang labih baik lagi dalam bertindak karena setiap manusia pasti memiliki banyak kekurangan. Namun, dengan terus berlatih dari setiap kelemahan, akan menempa kita untuk menuai kelebihan diri.

Setiap orang yang sukses adalah pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka. Saya pun berusaha mengikuti jejak mereka. Visi saya adalah “Membantu diri sendiri dan sebanyak-banyaknya orang untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar.” Saya berusaha menjadi seorang inspirator dan ternyata tidak mudah. Tetapi itu akan membuat orang lain mengikuti jejak kita dan akhirnya kita bersama-sama menjadi sosok yang inspiratif bagi sekitar kita juga. Terserah kita dikenal sebagai individu yang bagaimana, yang penting itu tidak menyalahi norma-norma dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan salah satu misi penting yang telah saya buat adalah “Menyelamatkan alam dan lingkungan dari kerusakan oleh tangan manusia sendiri.” Mengapa alam? Karena kita diciptakan dari alam dan akan kembali pada alam. Jadi, seberapa besar yang telah kita berikan bagi alam sekitar kita? Yang ada umat manusia hanya terus memperlakukan alam dengan buruk. Apa yang sudah alam sediakan untuk kita selalu disia-siakan. Itu membuat saya jenuh dan berusaha merubahnya. Cukup diawali dari diri sendiri, dari hal kecil, dan dari sekarang. Itu semua berhubungan dengan tujuan hidup saya yaitu bisa menjadikan diri ini bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, agama, bangsa, dan negara. Untuk memenuhi visi, misi, dan tujuan hidup, tentu saja saya harus out from the box dan mencari petualangan-petualangan baru di tempat lain untuk selalu belajar dari setiap kegagalan dan kesalahan.

Dalam watak dasar manusia menurut Florence Litteur, saya lebih condong pada tipe koleris. Ada beberapa ciri dari tipe ini yang memang ‘saya banget’ secara general. Sebagai seseorang yang berjiwa koleris saya terkenal penuh pendirian, berusaha untuk selalu bertanggung jawab, goal oriented, dan disiplin. Di balik itu, saya juga punya sisi negatif seperti keras kepala, lebih suka menyelesaikan pekerjaan secara sendiri, suka terburu-buru, tidak bisa rileks ketika tugasnya belum selesai, dan emosi yang serius.

Berbicara tentang kepribadian, saya tentu punya beberapa kelebihan seperti berusaha menegakkan kejujuran, on time, dan selalu mengontrol emosi ketika menghadapi seseorang. Saya juga suka bekerja sama dan semangat dalam melaksanakan sesuatu. Ingin mencoba sesuatu yang baru juga bagus untuk pembelajaran saya. Pokoknya yang bisa saya lakukan hari ini adalah berbuat sebaik-baiknya. Saya tidak peduli usaha saya akan gagal atau tidak, yang penting saya pernah mencoba. Lagipula saya selalu percaya bahwa ada kesempatan di setiap kesulitan dan pasti ada kesulitan di setiap kesempatan, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.
Tiada gading yang tak retak. Selain kelebihan, tak lengkap rasanya jika saya tidak menuliskan kekurangan. Ada pun kelemahan saya antara lain saya mudah merasa gugup, agak susah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Di samping itu, saya orangnya ceroboh dan mudah sekali lupa. Terkadang saya juga suka sekali menunda pekerjaan sehingga harus begadang ketika mendekati deadline.

Terlepas dari itu, saya selalu mencoba untuk memperbaiki kelemahan diri. Saya mengikuti berbagai pelatihan untuk mengatur cara saya dalam berkomunikasi, cara mengatur emosi, memanajemen sesuatu, dll. Tidak cukup dengan itu, saya juga aktif dalam beberapa organisasi seperti Himatika ITS dan UKM di ITS. Dari situ saya belajar banyak hal baru dengan permasalahan yang berbeda-beda setiap harinya. Karena banyaknya kegiatan dan dengan kekurangan saya yang mudah lupa, saya mengantisipasinya dengan membuat jurnal kecil yang membantu saya dalam memanajemen waktu.
Sebagai seorang mahasiswa, tentu saja harus pintar-pintar membagi 24 jam secara efektif. Meski aktif dalam himpunan, tidak menjadi alasan jika akademik mengalami diferensiasi karena sesungguhnya kesalahan itu mutlak dari diri sendiri yang tidak bisa membagi waktu bahkan terkadang menyia-nyiakannya.

Diharapakan dengan mengikuti berbagai ‘bekal’ ini saya mampu menjadikan diri ini lebih baik lagi dan mendapatkan banyak pelajaran baru yang bisa menempa pola pikir saya sehingga tidak hanya memiliki mindset yang monoton. Status ‘warga’ dalam HMJ juga tidak boleh hanya menjadi title yang lalu lepas tangan dalam setiap hal di dalamnya. Tidak perlu menjadi seseorang yang berbeda untuk diperhatikan orang lain. Cukup lihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda sehingga kita akan menemui sebuah hal yang unik di dalamnya.

Saya rasa itulah sekelumit tentang diri saya. Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah nyanyian, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah sebuah cinta, maka nikmatilah. Oleh sebab itu, karena hidup hanya sekali, saya berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin dan tidak melewatkan beberapa peluang yang mungkin bias menjadi salah satu jalan saya mencapai.